Kamis, 03 Juni 2010

4 orang istri

Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti.... Apa kabar??? Apa kabar kehidupan kita??? Apa kabar hati kita??? Apa kabar Iman kita??? Apa kabar keluarga kita??? Apa kabar perjalanan da'wah kita??? Semoga ALLAH senantiasa memberikan kepada kita keberkahan atas setiap usaha kita, semoga allah senantiasa menjaga dan menuntun kita untuk tetap ada pada kebaikan, kebaikan yang tentunya mendatangkan keridhoan ALLAH SWT, kebaikan yang bermanfaat bukan hanya untuk diri kita, tapi juga banyak hal di sekitar kita, yang tidak lain diantaranya adalah keluarga kita, saudara-saudara kita, agama kita, masyarakat, bangsa dan negara. 

Saudaraku semua, hidup adalah pilihan (betul kan???), pilihan yang membuat kita harus memilih, harus!!! karena ga mungkin semua sekaligus kita jalani secara bersamaan, dan tentunya kita semua berharap bahwa pilihan-pilihan itu senantiasa mendatangkan keberkahan dari Rabb kita.... 

Mari kita tengok sejenak di sekeliling kita, betapa banyak pilihan yang harus kita pilih bukan?? Kalo diibaratkan kita ke sebuah Toko Baju dan bermaksud membeli baju, maka kita akan melihat begitu banyaknya baju yang indah yang ingin kita beli.... tapi dengan asumsi keuangan kita terbatas, tentu tidak mungkin semua akan kita beli, iya kan???? kalo inget pelajaran Mikro Ekonomi, kita harus memilih pilihan yang akan menentukan kepuasan atau utilitas dengan adanya budget constraint.... bedanya kalo kita umat muslim, kepuasan bukan hanya dilihat dari pilihan kita dan budget kita, tapi juga pertimbangkan apakah allah ridho atau tidak, berkah atau tidak, bermanfaat atau tidak, halal atau tidak, mendzhalimi hak orang lain atau tidak... iya ga??? 

Saudaraku, yuk mari kita lihat cerita di bawah ini, cerita yang menggambarkan bagaimana seseorang laki-laki (ga bermaksud menceritakan kaum adam niy, kebetulan aja ceritanya pada laki-laki), dia memiliki 4 pilihan dalam hidupnya, 4 istri kalo dibilang di cerita ini..... penasaran kan dengan kisah laki-laki dan 4 istrinya... So, yuk kita simak dan renungi..... 

Selamat membaca, semoga bermanfaat ya...
^_^ 

**************** 

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri. 

Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan yang banyak. 
Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini. 

Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. 
Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain. 

Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapanpun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. 
Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit. 

Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. 
Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya. 

Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal. 
Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati. “Saat ini, aku punya 4 orang 
istri. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri.” 

Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya. “Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku? Ia terdiam. “Tentu saja tidak, “jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. 

Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya. 

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. 
“Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. 
Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?” 
Istrinya menjawab, Hidup begitu indah disini.
Aku akan menikah lagi jika kau mati. Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam. 

Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. “Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku.
Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku? Sang istri menjawab pelan. “Maafkan aku,” ujarnya “Aku tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu. 
Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa. 

Tiba-tiba terdengar sebuah suara. “Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati istri pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, “Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini, istriku.” 

Renungannya adalah........................ 

Saudaraku, sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini. 
Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapapun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya. 

Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. 
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. 
Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya. 

Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. 
Seberapapun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. 
Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita. 

Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita. Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita di akhirat kelak. 

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal belakangan. 

Mumpung masih hidup 
Mumpung masih sehat 
Mumpung masih lapang 
Mumpung masih muda 

Insya Allah. 


******************* 

Gimana??? semoga bermanfaat ya.... dan membuat kita kembali merenungi tiap pilihan hidup kita, tiap pilihan ada konsekuensinya, pasti!!!! tapi sebagai umat muslim kita harus pertimbangkan semua pilihan tersebut yang akan memberikan keberkahan dan menjadi teman setia kita hingga ke hadapanNYA kelak.... Aamiin Yaa Rabb... 

Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya".
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah : 24) 

Kaya lagunya Raihan niy.... 
"ingat lima perkara sebelum lima perkara, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, muda sebelum tua, lapang sebelum sempit, hidup sebelum mati.... So, jangan sampai menyesal..... ^_^ 


_Kisah ini adalah kisah dari teman baru saya,sengaja saya share lagi kepada semua, agar menjadi syiar yg baik. Subhanalloh semoga Alloh merahmati saudara saya ini dengan rahmat yg baik, karena sejauh ini selama kenal, setiap status, notes, atau bahkan comentnya selalu menjadi topik pemikiran yg baik...

Thanks for Sinta Vitaloka (UnPad, Ekonomi Pembangunan 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar