Jumat, 17 Desember 2010

Sepenggal Waktu yang Tak Kunjung Hilang dari Ingatan (The Greatest Moment SOIna 2010)


Tuhan yang maha baik, mempertemukan saya dengan waktu, dengan keadaan , dan juga dengan rekan-rekan baru yang luar biasa, yang nyatanya sangat membantu pemulihan saya pasca sakit hati berkepanjangan. Ini hanya sekedar cerita, cerita saya mengenai sedikit yang saya mampu uraiakan dan begitu banyak yang saya dapatkan. Tuhan yang maha Baik, saya harus bilang syukur saya pada Tuhan atas semua ini.

SOIna im in love, dari SOIna saya kembali bangkit dan mulai menata rasa syukur saya yang kemarin terhalang oleh rasa-rasa yg kurang bermanfaat. Bertemu dengan semua manusia super yang nyatanya berkekurangan namun dari kekurangan tersebut saya belajar kelebihan. Mungkin ini adalah aplikasi dari ilmu yang bertahun-tahun saya dapatkan yang tidak secara langsung saya harus praktekan, bertemu dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus (special needs) dengan keterbatasa IQ yang rata-rata atau bahkan dengan anak yang memiliki IQ dibawah normal dan mengalami down sydrome.

Pertemuan ini dimulai dari Bandara Soekarno Hatta saat kami para LIASION OFFICCER SOIna 2010, memiliki tugas awal untuk menjemput para atlet dan kontingen dari berbagai pulau dan provinsi di seluruh Indonesia. Rasa exiciting dan penasaran yang memuncak mengikis kejenuhan saat-saat delay pesawat lending tidak sesuai dengan jam dan perkiraan. Duduk, merentangkan kaki, bersandar, bahkan ada yang membunuh waktu dengan menjadi pengamat dadakan para penumpang dan penjemput di Bandara. Ya, begitulah...tugas utama yang harus dilakukan sebaik mungkin, dan harus enjoy menikmatinya.

Namun tidak beberapa lama kemudian, kejenuhan terobati, saat satu persatu kontingen sudah bertemu dengan para liasion officer mereka, saya rasa pada awal pertemuan dengan mereka seluruh LO pasti merasakah hal yang sama, begitu gembira dan lega rasanya...”syukur...akhirnya datang juga dengan selamat...”. Sama dengan LO yang lain, saya bersama sahabat saya yunda ARI WIJANTI tidak bisa menutupi wajah exiciting kami, akhirnya kami dipertemukan oleh "Anak-anak Super" dari Kepulauan RIAU. Subhanalloh, maha suci Tuhan yang baik, betapa saya harus sangat-sangat bersyukur bertemu mereka yang tidak berkepunyaan namun terselip cinta Alloh pada diri mereka, kebetulan kontingen yang menjadi tanggung jawab kami hanya sedikit, tdak sebanyak kontingen teman-teman LO yang lain, sehingga lebih mudah kami menjalani proses perkenalan dan membina keakraban sampai akhirnya terselip rasa memiliki mereka, betapa akhirnya kami merasa sudah begitu dekat dan hangat menjadi bagian dari keluarga mereka.

Setiap hari dijalani bersama rasanya dalam kurun waktu tujuh hari kami menjalin kedekatan dengan mereka dari waktu pagi hingga malam tiba, berusaha selalu menemani mereka dalam kondisi apapun, menikmati saat sekecil apapun, sungguh membuat kami begitu bersyukur. Belajar memahami mereka dengan segala keterbatasan, belajar menjadi teman mereka yang mengerti apa yang sedang mereka inginkan, apa yang mereka rasakan. Awalnya sulit sekali, karena memang tanpa bisa kita pungkiri, kita memiliki batas-batas tertentu untuk dapat menerima kondisi orang lain, tidak hanya makhluk Tuhan yang memiliki keterbatasan, bahkan kita mungkin akan lebih sering berbenturan dengan mereka yang tidak memiliki keterbatasan. Ya, tapi inilah yang terjadi, kita memang harus selalu mempersiapkan diri kita untuk menerima hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya, hal-hal bukan menjadi kebiasaan kita.

Saya meningat setiap hal sederhana saat bersama para atlit dari kontingen KEPRI. Ah, apalagi saat anak-anak mulai minta diajak main, mulai bermanja dan menggelayutkan rasa manja pada diri kami, sampai rasanya tangan ini tidak boleh lepas dari diri mereka. Rengekan Berry, Wina, dan teriakan Indah masih membayang-bayangi saya sampai detik ini. Berry : Ayuuuk maen...(ayuk : sebutan kaka dalam bahasa melayu). Jika kemauannya tidak dituruti oleh kami, dia marah dan berteriak sambil berlari..sambil berkata: nda mau..nda mau... ya itulah gaya adik-adik Tuna Grahita kami dari KEPRI.

Ada hal lain yang saya pelajari dari mereka, betapa mereka sangat jujur menerima sesuatu kebaikan yang dihadirkan tidak secara tulus atau tidak, dihadirkan dengan penuh kasih sayang atau tidak, mereka mampu membaca perasaan kasih sayang yang tersampaikan. Patuh terhadap hal-hal yang mereka anggap mereka harus didengar. Berkomunikasi dengan mereka membawa saya semakin belajar banyak. Belajar banyak mendengar dan bicara dari hati, bicara mengenai rasa, bicara mengenai kehati-hatian dalam berucap dan bertindak. Pengkondisian mereka dengan waktu dan kedisiplinan yang memang sudah dibiasakan justru membantu mereka untuk dapat mandiri dan bertanggung jawab atas diri mereka sendiri, so, tidak ada alasan mengatakan mereka tidak tertib dan tidak disiplin.

Salut sekali dengan para guru dan pendamping mereka, menjaga, memberikan pemahaman, melatih kedisiplinan dengan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan, sungguh suatu upaya yang baik melatih siswa berkebutuhan khusus dengan mengkombinasikan cara yang sedikit behavioral dengan pendekatan humanis yang hangat dan memanusiakan mereka secara bertanggung jawab.

Tidak hanya aplikasi ilmu yang saya dapatkan dari hal ini, tapi cerita SOIna, dan ANAK-ANAK SUPER KEPRI mampu mengobati saya dari luka, mampu membelajarkan saya tentang rasa syukur yang begitu dalam, betapa saat banyak orang memiliki akal dan pikiran yang "masih sehat" mereka ingkar terhadap Tuhan. Betapa saya harus bersyukur bahwa kehilangan sesuatu yang saya inginkan bukanlah alasan untuk saya berlemah diri atas kekecewaan. saya harus belajar betapa Tuhan maha bijaksana terhadap umatnya. jika mereka tidak memiliki akal yang sehat seperti kebanyakan orang, saya meyakini ada rahasia Tuhan yang ada dibalik itu. Tuhan tidak membiarkan mereka hidup penuh dengan duka, kekecewaaan dan mungkin bahkan rasa stress yang diakibatkan beban pikiran yang terlampau berat yang akan dialami seperti manusia normal lainnya.Tuhan tetap mencintai mereka, menjaga mereka dengan berbagai keterbatasan mereka dan menyiapkan rasa yang lain bagi mereka agar mereka bisa tetap dalam keadaan bahagia.
Tuhan terimakasih atas takdir pertemuan dengan teman-teman baru dari SOIna, syukur hamba, Engkau memberikan hamba cara lain untuk lebih mensykuri nikmat-Mu, belajar dari makhluk-Mu yang lain. Tuhan terimakasih atas pertemuan indah, persahabatan, dan kekeluargaan dengan mereka yang mampu membuat hamba jatuh cinta lagi...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar